Rabu, 15 November 2017

SEXUAL INTELLIGENCE (SI) VS IQ DALAM PERCINTAAN




Memiliki IQ tinggi atau diatas rata-rata memang bisa menjadi kebanggaan tersendiri. Karena hanya sedikit manusia yang mendapat karunia untuk terlahir sebagai si Pintar. Otaknya mirip-mirip prosesor komputer terbaru, cepet sekali mengolah berbagai pengetahuan yang pernah dipelajarinya. Lebih cepat dari orang kebanyakan.
IQ merupakan bentuk kecerdasan manusia yang juga bisa dikembangkan melalui serangkaian proses pembelajaran. Karena jika Anda ingin ber-IQ tinggi, saat ini telah banyak metode pembelajaran yang jauh lebih baik. Melalui pendidikan formal maupun non formal. Dalam dunia pendidikan, tolok ukur IQ ditulis dalam bentuk nilai pada rapot semester dan Ijasah sejak SD hingga universitas.
Nah .... lalu gunanya apa IQ dalam kehidupan in? ada yang tau .....?
Hanya untuk bekerja. Karena sehebat apapun IQ manusia, pada akhirnya tolok ukur IQ yang tertulis pada ijasah akan digunakan untuk bekerja untuk menghasilkan finansial. Termasuk juga berbagai kecerdasan dan skill lain yang kita miliki.
Lalu apa hubungannnya IQ dan Percintaan?
Hidup berpasang-pasangan adalah kewajiban seluruh umat manusia sebagai takdir dari Sang Pencipta agar bisa melahirkan keturunan untuk melanjutkan garis kehidupan selajutnya. Jadi hidup berpasangan adalah takdir, sedangkan memiliki keturunan adalah kewajiban manusia untuk berusaha.
Hidup berpasangan sebenarnya adalah aktivitas yang rumit. Hidup berpasangan pasti akan melibatkan cinta, kebersamaan, pernikahan dan berkeluarga ketika memiliki anak. Ada kebahagiaan, kedamaian, kekasih sayang dan keharmonisan didalamnya. Namun dibalik keindahan itu, ada juga masalah, kesedihan, pertengkaran dan perpisahan yang menyakitkan.
Masalahnya, apakah IQ merupakan kecerdasan yang tepat dalam percintaan ini?
Saya, Bara Susanto, menjelaskan hal ini dalam sebuah buku yang berjudul Sexual Intelligence – Basic for Relationship Goals. Bahwa IQ bukanlah kecerdasan yang tepat untuk diandakan dalam percintaan. Termasuk juga berbagai kecerdasan lain yang menjadi keunggulan manusia. Karena semua kecerdasan itu pada akhirnya berguna untuk aktivitas finansial, bukan aktivitas percintaan dan kebersamaan.
Seks, seksual dan seksualitas merupakan tiga aktivitas utama dalam percintaan dan kebersamaan yang sama sekali tidak berhubungan dengan IQ. Karena pada dasarnya, ketiganya bisa dilakukan dengan mengandalkan insting, tanpa dengan kecerdasan. Sekalipun pada akhirnya, kecerdasan lah yang membedakan kualitas perilaku seksual. Tetapi kecerdasan itu bukanlah IQ.
Contohnya, orang gila yang terbukti masih bisa berhubungan seks layaknya kita-kita yang normal. Orang bodoh dan pintar yang ternyata sama-sama bisa berciuman dan menginginkan berciuman dengan pasangannnya. Orang gila yang bodoh pun tetap memiliki keinginan yang sama dengan kita untuk memiliki pasangan.
Jadi jika buka IQ, apa kecerdasan yang cocok untuk percintaan?
Kecerdasan yang paling tepat adalah Sexual Intelligence atau Kecerdasan Seksual. Sexual Intelligence adalah kemampuan untuk memahami, melakukan dan menyelesaikan berbagai hal yang berhubungan dengan proses sebab-akibat seks, seksual dan seksualitas yang melekat seumur hidup berdasarkan tujuh kecerdasan seksual.
Sexual Intelligence (SI) ini saya deskripsikan dalam sebuah buku berjudul Sexual Intelligence – Basic for Relationship Goals. Buku ini merupakan kesimpulan dari riset panjang selama 9 tahun (2009-2017) tentang “Pengaruh Perilaku Seks, Seksual dan Seksualitas Dalam Pencapaian Semua Tujuan Hidup Manusia”. Sexual Intelligence memberikan batasan, arah dan tujuan yang jelas dalam cinta dan kebersamaan. Sehingga, setiap orang bisa memahami, melakukan dan menyelesaikan berbagai hal yang berhubungan dengan seba-akibat cinta dan kebersamaan dengan panduan yang tepat. 
Bukankah kita tidak pernah memiliki panduan yang seperti ini?
Jadi Sexual Intelligence adalah kecerdasan yang paling cocok untuk memenuhi takdir hidup berpasang-pasangan tanpa mengesampingkan IQ yang berperan untuk dalam kehidupan finansial. Karena dalam percintaan, sejarah telah membuktikan jika IQ dan semua kehebatan manusia terbukti gagal jika harus dihadapkan dengan CINTA yang penuh kebahagiaan dan permasalahan. 

Baca juga: