Saat orang terkaget-kaget mendengar Ahok
menggugat cerai Veronica Tan, saya sama sekali tidak kaget. Biasa saja. Karena
saya membaca kejadian ini dengan Lovology. Begitu juga kejadian yang menimpa
Azwar Anas yang juga mudah dibaca dengan Lovology.
Namun maaf. saya hanya akan membaca masalah
ini dengan secuil bahasan dari Lovology kehebatan.
Salah satu ajaran paling mendasar dalam
lovology adalah memahami love and
relationship dengan dua wajah yang berbeda. Jangan naif dengan satu wajah
saja. Karena percintaan dan kebersamaan memiliki wajah keburukan selain wajah kebaikan
yang indah dan membahagikan. Dan selanjutnya, dua wajah yang berbeda ini akan
bercabang lagi menjadi kelipatan dua dan seterusnya.
Inilah mengapa Lovology mengajarkan The
Power of Sceptic. Melihat wajah keburukan lebih dahulu sebelum memuji wajah
kebaikan setinggi langit. Atau setidaknya melihat dan memahaminya secara
seimbang. Sekali lagi, jangan naif dengan satu wajah saja.
Tujuannya sangat positif lho….
Yaitu agar tidak terlalu syok saat keburukan
itu ternyata tiba-tiba muncul. Sehingga mental dan psikis tetap terjaga dan stabil.
Mental dan psikis yang stabil ini merupakan pondasi yang kuat untuk tetap mampu
berpikir logis dan mengendalikan pola perilaku dalam mensikapi perbedaan antara
harapan dan kejadian yang sebenarnya. Tentu saja karena sudah memperkirakannya
lebih awal tanpa menghilangkan arti dari semua wajah kebaikan yang nampak.
Bahwa dalam semua keharmonisan
keluarga yang kita lihat sebagai kesempurnaan, lovology mengajarkan untuk selalu
melihat ketidaksempurnaan itu lebih awal. Atau ketika kita merasa bahwa kita
adalah pasangan yang sempurna, pasti ada wajah ketidaksempurnaan didalamnya.
Lovology mengajarkan, bahwa pasangan
bisa menjadi teman dalam selimut atau musuh dalam selimut. Karena orang yang
paling bisa membahagiakan dan menyakiti kita adalah pasangan. Bukan orang lain.
Dalam perceraian Ahok, ternyata Ahok
yang tegas itu sangat memahami lovology. Cara pandang Ahok yang lurus dan mengedepankan
logika sangat membantu untuk menyelesaikan masalah love and relationship-nya dengan cepat. Sungguh saya sangat salut
dengan keputusan perceraian ini.
Terjadi perselingkuhan atau tidak,
Ahok memahami masalah dengan istrinya sebagai borok di kaki karena diabetes yang
harus segera diamputasi. Karena jika tidak diamputasi sekarang, Ahok tidak mau diamputasi
hingga pangkal pahanya.
Keputusan ini menjadi pelajaran bagi
banyak pasangan yang sering menyembunyikan borok kebersamaan atau rumah
tangganya dengan keharmonisan semu. Bahkan hingga borok itu menjalar keseluruh
kakinya, mereka tetap tidak mau mengaputasinya. Karena menganggap borok itu aib
yang harus disembunyikan.
Padahal ini bukan untuk menjaga aib
pasangan. Tetapi untuk menjaga nama baiknya agar tetap terlihat sebagai orang
yang hebat, sempurna dan tanpa cacat. LOVOLOGY KEHEBATAN bisa menjelaskan
dengan sistematis tentang hal ini.
Inilah yang membuat saya salut
dengan Ahok. Dia tidak perduli dianggap tidak hebat lagi karena bercerai dengan
Veronica. Tidak tidak perduli tentang aib yang akan tersebar ke publik. Karena
yang terpenting bagi Ahok adalah bagaimana menyelesaikan masalah dengan cepat
dan tepat agar tidak menjadi borok bagi aspek lainnya yang masih bisa
diselamatkan.
Satu pelajaran terhebat dalam
masalah ini adalah “Mereka Yang Terlihat Hebat di Luar Rumah Ternyata Sering
Kali Tidak Dianggap Hebat di Rumah”.