Sumber foto: google.co.id 20/12/2017, keyword: masalah anak Sunan Kalijaga |
Ada pelajaran berharga dari masalah perkawinan anak pengacara
hebat Sunan Kalijaga. Pernikahan Salmafina dan hafiz muda, Taqy Malik, yang
baru berjalan 3 bulan ini sepertinya akan berakhir dengan perceraian. Karena
para orang tua sepertinya sudah mulai bergerak ke arah sana.
Manusia diperintahkan oleh Sang Maha Pencipta untuk menjalani
takdir hidup berpasang-pasangan. Namun manusia sendiri lah yang tidak mampu
menjadi kebersamaannya. Karena perceraian bukanlah takdir, tetapi sebuah
pilihan saat keduanya sudah menjadi orang yang gagal. Termasuk juga menjadi
kegagalan para orang tua.
Saya Bara Susanto, lovolog dan pakar SI (Sexual Intelligence)
mencoba memberikan pemahaman yang sederhana tentang hubungan sebab-akibat dalam
masalah ini.
Pelajaran berharga yang ingin saya sampaikan adalah bahwa
kehebatan, keunggulan dan kesempurnaan manusia selalu saja gagal menyelesaikan
masalah percintaan dan kebersamaan. IQ pun menjadi jongkok ketika tidak mampu menemukan
solusi terbaik yang diinginkan. Bahkan akan terlihat lebih jongkok ketika
memaksakan kesepakatan yang tidak ingin disepakati lagi.
Awal pertemuan yang katanya hanya seminggu sebelum
pernikahan, saya sebut sebagai fase pertama. Yaitu fase kesempurnaan, dimana
masing-masing hanya melihat kesempurnaan pasangannya. Hingga akhirnya,
Salmafina dan Taqy menikah. Kehebatan cinta dan indahnya kebersamaan hanya akan
ada pasa fase ini. Sumpah.... bahagia banget.
Fase kesempurnaan ini bisa berubah sewaktu-waktu tanpa dibatasi oleh durasi waktu. Terbukti, pada bulan pertama, mereka telah memasuki menjadi fase kedua. Yaitu fase ketidak sempurnaan yang termaafkan. Mulai ada pertengkaran kecil hingga besar karena ketidaksepakatan. Dari beberapa pemberitaan, fase kedua ini mulai muncul saat mereka bulan madu di Swiss.
Pemicu ketidaksepakatan ini karena Salmafina yang muda, cantik, tajir dan baru berhijrah ternyata tidak sempurna seperti yang Taqy diinginkan. Begitu juga sebaliknya, Taqy yang memukau pada awalnya karena seorang penghapal al-quran mulai menampakan keburukan yang ditangkap sebagai ketidaksempurna oleh istrinya. Mereka berdua sama-sama kecewa.
Hari ini, mereka telah memasuki fase ketiga. Yaitu fase ketidaksempurnaan yang tidak termaafkan. Masing-masing telah merasakan hal yang sama. Terbukti dengan adanya permintaan talak dari Salmafina dan diucapkannya talak oleh Taqy. Orang tua Taqy pun telah mendatangi rumah Sunan untuk membicarakan proses perceraian.
Kelar dah......
Janji
Taqy, "Aku
janji , akan bimbing kamu ke surga nya Allah sampai ajal menjemput kita.." yang tertulis di IG pada hari pernikahannya pun tidak
akan pernah terwujud. Taqy dengan tingkat keagamaannya yang tinggi, hanya dalam
2 bulan, telah terbukti gagal membimbing istrinya ke surga. Bagaimana bisa agama
gagal menjadi panduan dalam percintaan?
Salmafina yang muda, tajir, mungkin juga punya banyak
pengalaman berpacaran dan gaul abis karena se-geng dengan Awkarin, ternyata gagal membuat suaminya bahagia. Mungkin
ini cobaan dalam berhijrah. Tapi bagaimana bisa wanita yang terlihat sempurna gagal
dalam hubungannya?
Dan
Sunan Kalijaga menjadi pelajaran terbesar yang ingin saya sampaikan. Bahwa IQ, harta dan segudang kehebatannya ternyata tidak berguna saat menyelesaikan
urusan percintaan anaknya?
Tidak ingin terlihat gagal menjadi orang tua sekaligus mertua, Sunan menulis caption di IG sebagai pesan kepada anak dan menantunya. Tentu saja huruf kapital dipilih sebagai bentuk stress non verbal.
“SAYA BERKOMUKIKASI DENGAN KALIAN LEWAT IG KARENA KALIAN TIDAK BISA BERKOMUNIKASI BAIK DENGAN KAMI SEBAGI ORANG TUA. KALIAN MAU PULANG UNTUK MENYELESAIKAN INI SEMUA ATAU MAU SAYA ANGGAP KALIAN SUDAH TIDAK PERLU BIMBINGAN ORANG TUA.....,” tulisnya.
Pada
kolom komentar, Sunan juga menuliskan, “@taqy_malik SAYA PERCAYAKAN ANAK SAYA
PADA KAMU UNTUK KAMU BIMBING....”
Sungguh
saya tertawa melihat drama percintaan yang selalu dipaksa dengan IQ. Terlihat jelas,
sebenarnya siapa sih yang tidak bisa dibimbing dan siapa yang tidak bisa
membimbing?
Jadi mari kita bicarakan akar permasalah dari semua kegagalan
ini dengan SI, bukan dengan IQ. Karena masalah percintaan tidak bisa
diselesaikan dengan IQ. Melalui Lovology, saya bisa menjelaskannya dengan sangat
sistematis. Untuk kemudian mencari solusi terbaik dengan memahami hubungan sebab-akibat
dengan menggunakan SI yang selama ini belum banyak kita pelajari. Padahal berbagai
kejadian dalam kehidupan manusia juga ditentukan oleh keunggulan kecerdasan
seksualnya.
Titip salam ya.... untuk Sunan Kalijaga, jika perlu konsultan perkawinan untuk anaknya, jangan malu untuk mengubungi saya :-) Klik
Baca juga: