Jumat, 25 Mei 2018

APA ITU KONSULTASI LOVOLOGY? - Bersama Klinik Lovology Indonesia 081221900599 WA

Klinik Lovology - Perencana Pernikahan dan Perceraian Terbaik Di Indonesia

Konsultasi lovology adalah tindakan diagnostik yang dilakukan oleh seorang lovolog untuk memahami berbagai masalah love and relationship yang dialami oleh pasien. Termasuk juga proses untuk menggali hubungan sebab-akibat atas sumber masalah, masalah yang terjadi dan berbagai pengaruhnya secara sistematis dan logis.
Tujuan konsultasi lovology ini untuk mencapai zona kebahagiaan dan keharmonisan dalam love and relationship. Baik secara pribadi, maupun bersama pasangan dalam kebersamaan.
Konseling lovology sepertinya menjadi sangat wajib dilakukan oleh siapapun. Baik pasangan pra nikah, dalam pernikahan maupun yang akan bercerai. Karena penyakit modern yang paling berat dan belum ada obatnya adalah penyakit akibat kegagalan love and relationship.

Apa Saja Yang Dibahas Dalam Saat Konseling Lovology?
Ada 4 hal yang akan dibahas secara terpisah namun memiliki hubungan sebab-akibat yang erat. Keempat hal ini adalah 4 pilar lovology yang memiliki arti dan tujuan yang berbeda. Yaitu;
  1. Love atau percintaan
  2. Relationship atau kebersamaan
  3. Goals atau berbagai tujuan dari love and relationship
  4. Management atau ilmu mengelola love and relationship goals
Mengapa Lovology Bisa Begitu Sistematis Dan Logis?
Tentu saja karena lovology adalah ilmu yang fokus untuk mempelajari tentang love and relationship goals management. Atau ilmu yang mempelajari tentang manajemen percintaan dan kebersamaan serta berbagai tujuan atas keduanya. Padahal sebelumnya, love and relationship selalu dianggap sebagai masalah yang paling rumit.

Mengapa Konseling Lovology Sangat Sistematis?
Karena semakin sistematis, setiap proses untuk menggali potensi, masalah dan solusi yang tepat akan menjadi semakin mudah. Tidak berbelit-belit. Sehingga obat untuk masalah yang dihadapi pun akan cepat ditemukan. Tidak hanya solusi terbaik namun juga bagaimana menyikapi berbagai masalah itu dengan bijaksana. Agar tidak banyak berpengaruh pada berbagai aspek lain secara sistematis.
Misalnya, seseorang yang terlalu fokus pada masalah love and relationship dipastikan akan terjadi penurunan produktivitas kerja. Atau bahkan tidak mampu bekerja sepenuhnya saat terlalu fokus pada masalah. Karena memang pada akhirnya masalah love and relationship juga mempengaruhi aspek finansial.
Sehingga konseling lovology memberikan jalan agar bisa untuk menyelesaikan masalah tanpa mempengaruhi aspek yang lain.

Mengapa Konseling Lovology Sangat Logis?
Setiap orang yang sedang bermasalah sebenarnya memiliki satu masalah terbesar yang ingin dipecahkan. Dan itu bukan tentang solusi. Tetapi tentang jawaban logis atas penyebab terjadinya masalah. Itu sebabnya kita akan selalu bertanya, “mengapa hal ini-itu terjadi”, saat terjadi masalah. Bukan tentang bagaimana cara atau solusi menyelesaikannya. 
Inilah poin awal yang sangat penting dalam konseling lovology. Yaitu untuk bisa memberikan jawaban secara logis tentang penyebab terjadinya masalah. Lalu menarik hubungan sebab-akibatnya secara sistematis. Mengingat jawaban yang logis ini sungguh sangat menenangkan agar bisa memulai proses selanjutnya.
Karena perasaan tidak tenang, tidak bahagia dan kegalauan itu timbul karena belum terjawabnya sumber penyebab dasar sebuah masalah. Misalnya tentang mengapa ada pertemuan dan perpisahan, ada cinta dan lalu menjadi benci, ada kesetiaan dan perselingkuhan, ada pernikahan dan mengapa terjadi perceraian.

Menurut Anda mengapa?

Jika tidak tahu jawabannya, silahkan melakukan konseling di Klinik Lovology Indonesia bersama pasangan atau sendiri juga boleh.

Selasa, 13 Maret 2018

Perbedaan Lovologi, Psikologi dan Seksologi

about lovology, psychology and sexology


Saat berbicara tentang lovology, mereka selalu bertanya dengan spontan. Apa hubungannya dengan psikologi? Sebagian lagi bertanya, apa hubungannya dengan seksologi?

Jadi perlu kiranya saya menjelaskan perbedaan dan persamaan ketiganya. Termasuk juga hubungan antara ketiganya, meskipun memang tidak berhubungan secara langsung. Psikologi dan seksologi merupakan ilmu sudah menjadi bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan modern sejak lama. Sedangkan lovologi sendiri adalah istilah yang baru saja terpublikasi di 2018.

Ketiganya sebenarnya mempelajari tiga studi ilmiah yang sama. Yaitu tentang seks, seksual dan seksualitas. Namun masing-masing tujuan yang berbeda sebagai goals dalam metode pengajarannya.

Disisi lain, seorang psikolog seringkali menjelaskan dengan berbelit-belit dan tidak masuk pada substansi bahasan seks, seksual dan seksualitas. Tentu saja karena psikologi tidak fokus membahas seks, seksual dan seksualitas. Sedangkan seksolog selalu saja menggunakan bahasa-bahasa akademis dalam dunia kedokteran yang tidak mampu dicerna oleh khalayak umum. Memang tidak ada yang salah dalam setiap penjelasannya, namun kita seringkali tidak mampu memahami. Hingga akhirnya hal baik ini tidak tersampaikan dengan baik. Sayang kah..?

Di era yang sudah sangat modern ini, lovologi sepertinya mampu membantu psikolog dan seksolog untuk mengajarkan seks, seksual dan seksualitas dengan lebih luwes. Karena lovologi memang fokus mempelajari tentang love and relationship goals management yang selalu berhubungan dengan berbagai aktivitas seks, seksual dan seksualitas. Termasuk hubungan sebab-akibatnya.

Dengan bahasa kekinian yang sederhana dan mudah dimengerti, bahasan tentang seks, seksual dan seksualitas menjadi tidak ada yang tabu dalam lovologi. Bahkan ketiganya sudah mampu diajarkan dengan mudah sesuai usia dan kebutuhannya. Dalam pengajarannya pun, lovologi sudah sangat sistematis dan bersifat universal.

Artinya, lovologi tidak berdiri sendiri. Lovologi bisa menjadi pendukung dari psikologi dan seksologi dalam metode pengajaran kepada khalayak umum. 


Berikut uraian singkat tentang lovologi, psikologi dan seksologi;

LOVOLOGY
Lovology adalah ilmu yang fokus untuk mempelajari tentang love and relationship goals management. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti ilmu yang mempelajari tentang manajemen percintaan dan kebersamaan serta berbagai tujuan atas keduanya.

Lovology berasal dari kata Lov yang berarti cinta dan Ology atau Logos (bahasa Yunani) yang berarti ilmu. Para praktisi di bidang lovologi disebut sebagai lovolog yang berusaha mempelajari pola perilaku seks, seksual dan seksualitas serta hubungan sebab-akibatnya dalam pencapaian semua tujuan hidup manusia.

Lovology pertama kali dipublikasikan oleh Bara Susanto pada tahun 2018 setelah melakukan riset selama 9 tahun tentang “Pengaruh Perilaku Seks, Seksual dan Seksualitas Dalam Pencapaian Semua Tujuan Hidup Manusia”. Karena ketiga aktivitas ini memiliki hubungan sebab-akibat yang luas dalam semua aspek kehidupan manusia. Sebab yang baik akan berakibat baik dan begitu juga sebaliknya.

Riset inilah yang kemudian bisa membuka khasanah ilmu pengetahuan terpenting dalam siklus kehidupan manusia yang selama ini terkubur dalam-dalam hanya karena dianggap tabu dan penuh pornografi. Karena pada akhirnya, lovology menjadi metode pengajaran tentang percintaan dan kebersamaan tanpa melibatkan unsur pornografi. Juga menjadi ilmu pengetahuan yang bisa dipelajari secara sederhana, jelas, sistematis dan bersifat universal.

Kini love and relationship telah menjadi bagian dari studi penting di abad ini yang harus terus dipublikasikan dan diajarkan seiring dengan perkembangan peradaban manusia yang semakin maju. Karena dalam love and relationship, manusia harus hidup dengan kecerdasannya, bukan hanya mengandalkan insting.

Tujuan dari Lovologi adalah untuk digunakan membantu memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang berhubungan dengan percintaan secara pribadi dan hubungan kebersamaan sebagai aktivitas bersama. Termasuk hubungan sebab akibat dari keduanya. Membantu untuk menentukan goals atas percintaan dan kebersamaan, serta mengelola ketiganya.

Jadi jika ingin berbicara tentang love and relationship, Ilmu yang tepat itu adalah Lovology dan Kecerdasan yang tepat itu adalah (SI) Sexual Intelligence.

PSIKOLOGI
Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan tentang perilaku, fungsi mental dan proses mental manusia secara ilmiah. Setelah melalui perjalanan yang sangat panjang, Psikologi baru resmi diakui sebagai ilmu pengetahuan pada tahun 1879, setelah Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium Psikologi pertama di Universitas Leipzig, Jerman. Ilmu psikologi menjadi lebih berkembang setelah Sigmund Freud, seorang dokter berkebangsaan Austria  mengembangkan metode psikoterapi yang dikenal dengan nama psikoanalisis yang digunakan hingga sekarang.

Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: PsychÄ“ yang berarti jiwa dan logia yang artinya ilmu, sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Para praktisi di bidang psikologi disebut sebagai psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku.

Psikologi merupakan ilmu yang sangat luas dan berhubungan dengan berbagai hal dalam berbagai kajian. Salah satunya adalah Psikologis Klinis sebagai penerapan psikologi dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal.

Nah... salah satu yang dipelajari memang berhubungan dengan seks, seksual dan seksualitas. Namun tidak fokus mempelajari ketiga hal ini, karena banyak subjek yang dipelajari dalam psikologis klinis.

Tujuan dari Psikologis Klinis adalah untuk digunakan membantu pemulihan kesehatan mental dan ketegangan emosi seseorang yang mengalami kesulitan memecahkan masalah psikologis yang dihadapi sering memanifestasi dalam bentuk keluhan fisik. Artinya selain mendapatkan perawatan medis, seorang pasien juga membutuhkan pendapingan dari psikolog klinis. 

SEKSOLOGI 
Seksologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seks, seksual dan seksualitas secara biologis, klinis, sosiobudaya, psikososial dan perilaku. Seksologi sendiri merupakan bagian dari ilmu kedokteran. Entah ini deskripsi yang benar atau tidak. Karena cukup sulit menemukan deskripsi yang tepat untuk seksologi dalam berbagai artikel online. Bahkan wikipedia versi indonesia dan inggris pun menjelaskannya secara berbeda.
Mungkin karena seksologi adalah ilmu yang sulit, sehingga mendefinisikannya pun menjadi sulit. Dan akhirnya, mengajarkan ilmu yang baik ini tentang seks, seksual dan seksualitas ke khalayak umum pun menjadi lebih sulit lagi. Karena para praktisi seksologi atau disebut juga seksolog selalu menggunakan bahasa yang terlalu akademis.
Pada tahun 1886, Richard Freiherr von Krafft-Ebing menerbitkan Psychopathia Sexualis. Pekerjaan itu dianggap awal penetapan seksologi sebagai disiplin ilmiah. Dan hingga kini, seksologi berkembang dengan berbagai topik penelitian. Meliputi, pengembangan seksual (pubertas), orientasi seksual, identitas gender, hubungan seksual, aktivitas seksual, paraphilias, minat seksual atipikal. Ini juga mencakup studi tentang seksualitas sepanjang umur, termasuk seksualitas anak, pubertas, seksualitas remaja, dan seksualitas di kalangan orang tua. Seksologi juga mencakup seksualitas di antara orang cacat mental dan / atau fisik. Studi seksologis tentang disfungsi seksual dan gangguan, termasuk disfungsi ereksi, anorgasmia, dan pedofilia, juga merupakan masalah utama.
Tujuan dari seksologi adalah untuk digunakan membantu memecahkan berbagai masalah yang berhubungan dengan seks, seksual dan seksualitas dalam hubungannya dengan dunia medis. Yang kemudian bisa dihubungkan dengan kebutuhan aspek lainnya.
Nah... sudah jelaskan tentang perbedaan dan persamaan dari lovologi, psikologi dan seksologi. Semoga gak binggung lagi ya...

Jumat, 23 Februari 2018

Lovology Dipublikasikan Pertama Kali Oleh Bara Susanto - 081221900599 WA

Buku Lovology karya Bara Susanto

Lovology adalah ilmu yang mempelajari tentang love and relationship goals management. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti ilmu yang mempelajari tentang manajemen percintaan dan kebersamaan serta berbagai tujuan atas keduanya. Lovology berasal dari kata Lov yang berarti cinta dan Ology atau Logos (bahasa Yunani) yang berarti ilmu.
Lovology fokus membahas tentang percintaan dan kebersamaan sebagai sebuah pengetahuan. Bahwa semua aspek tentang percintaan dan kebersamaan ternyata sudah bisa dipelajari secara sederhana, jelas, sistematis dan bersifat universal. Meskipun membahas tentang percintaan dan semua aktivitasnya, semua ajaran dalam lovology sama sekali tidak mengandung unsur pornografi.
Seiring dengan perkembangan zaman, kini love and relationship telah menjadi bagian dari studi penting di abad ini yang harus terus dipublikasikan. Agar terus berkembang kearah yang lebih baik, seiring dengan perkembangan peradaban manusia yang semakin maju. Karena manusia harus hidup dengan kecerdasan atas semua bentuk aktivitasnya. Bukan hanya mengandalkan naluri atau insting semata seperti layaknya hewan.
Lovology pertama kali dipublikasikan oleh Bara Susanto pada tahun 2018 setelah melakukan riset selama 9 tahun tentang “Pengaruh Perilaku Seks, Seksual dan Seksualitas Dalam Pencapaian Semua Tujuan Hidup Manusia”
Riset inilah yang kemudian bisa membuka khasanah ilmu pengetahuan terpenting dalam siklus kehidupan manusia yang selama ini terkubur dalam-dalam. Sebuah ilmu dan kecerdasan penting yang selalu dianggap tabu dan penuh pornografi. Karena pada akhirnya, saya menemukan metode pengajaran tentang percintaan dan kebersamaan tanpa melibatkan unsur pornografi. Juga mendeskripsikannya sebagai ilmu pengetahuan yang bisa dipelajari secara sederhana, jelas, sistematis dan bersifat universal. Agar kita memiliki sebuah kecerdasan sesuai dengan berbagai aktifitas percintaan dan kebersamaan.
Riset ini pula lah yang kemudian juga membuka hubungan sebab-akibat antara love and relationship sebagai sexual goals dengan kesuksesan dan kekayaan sebagai financial goals. Kemudian menerjemahkannya secara sistematis. Karena apapun bentuk pencapaian kita, baik itu sekedar kehebatan pribadi, kesuksesan dan kekayaan secara finansial tidak lepas dari kebahagiaan pribadi dan keharmonisan bersama pasangan.  
Semoga kita bisa bersama-sama membangun sebuah kesadaran baru untuk percintaan dan kebersamaan yang jauh lebih baik. Karena jika ingin berbicara tentang percintaan dan kebersamaan, ilmu yang tepat itu adalah Lovology dan kecerdasan yang sesuai itu adalah Sexual Intelligence.

Empat kata yang menjadi tagline Lovology, yaitu; Love - Relationship - Goals - Management merupakan empat pondasi terpenting dari setiap umat manusia yang ditakdirkan untuk hidup berpasangan untuk melanjutkan keturunan selanjutnya. Lovology mendeskripsikan keempatnya dengan pemahaman dan bentuk aktifitas yang berbeda. Sehingga masing-masing memiliki batasan, arah dan tujuan yang berbeda pula.          
                                   
LOVE
Love atau cinta adalah penilaian subjektif yang dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi saat itu sebagai daya tarik yang kuat sesuai dengan orientasi seksualnya yang khas. Begitu subjektifnya, sehingga love hanya mampu digambarkan dalam alam bawah sadar secara abstrak yang kemudian diterjemahkan sebagai perasaan. Sering pula kita mengatakan jika cinta itu tanpa logika. Karena naluri atau insting selalu diandalkan ketika tidak mampu menerjemahkan tentang cinta.
Namun saat ini naluri sudah tidak bisa lagi diandalkan urusan percintaan. Karena sudah ada ilmu dan kecerdasan yang khusus untuk memahami, melakukan dan menyelesaikan berbagai hal yang berhubungan dengan percintaan. Sehingga love is logic, cinta itu bisa dilogikakan dan sangat ilmiah. Cinta juga tidak buta seperti sebelumnya, sangat sederhana dan rumit. Karena Lovology telah berhasil mendeskripsikan tentang cinta dalam sebuah ilmu pengetahuan.

RELATIONSHIP
Relationship atau hubungan dalam lovology merupakan fase kehidupan dalam kebersamaan sebagai bagian dari takdir setiap umat manusia untuk bisa melahirkan keturunan selanjutnya. Berpasangan merupakan suatu bentuk kesepakatan yang didasarkan atas kecerdasan, bukan naluri semata. Artinya dibutuhkan dua orang yang memiliki kemampuan untuk memahami, melakukan dan menyelesaikan berbagai hal yang berhubungan dengan kebersamaannya. Karena hubungan sebab-akibat yang harus menjadi tanggung jawab bersama.

GOALS
Goals atau tujuan merupakan berbagai tujuan yang harus dari percintaan dan kebersamaan. Baik personal goals, maupun relationship goals. Lovology telah berhasil mendeskripsikan 5 tujuan utama dari semua bentuk impian sempurna kebersamaan.  Yaitu sebuah kehidupan yang selalu bergelimang kebahagiaan, keharmonisan, kehebatan, kesuksesan dan kekayaan.  Lovology menyebutnya dengan 5K sebagai konsep kehidupan “bintang 5” secara pribadi maupun bersama pasangan.

MANAGEMENT
Lovology juga memberikan ilmu untuk mengelola love, relationship and goals sebagai 3 aktivitas yang berbeda. Karena ketiganya butuh nutrisi yang cukup dan terus dikelola untuk menjaganya dengan baik sebagai bentuk investasi terbaik dalam kehidupan selanjutnya. Ada berbagai perubahan fase yang hanya bisa dipahami, dilakukan dan diselesaikan dengan ilmu yang tepat dan kecerdasan yang sesuai. Sehingga setiap individu bisa mengelola hubungan sebab-akibatnya dengan bijaksana.

Senin, 08 Januari 2018

MEMBACA PERCERAIAN AHOK DENGAN LOVOLOGY


Saat orang terkaget-kaget mendengar Ahok menggugat cerai Veronica Tan, saya sama sekali tidak kaget. Biasa saja. Karena saya membaca kejadian ini dengan Lovology. Begitu juga kejadian yang menimpa Azwar Anas yang juga mudah dibaca dengan Lovology.

Namun maaf. saya hanya akan membaca masalah ini dengan secuil bahasan dari Lovology kehebatan.

Salah satu ajaran paling mendasar dalam lovology adalah memahami love and relationship dengan dua wajah yang berbeda. Jangan naif dengan satu wajah saja. Karena percintaan dan kebersamaan memiliki wajah keburukan selain wajah kebaikan yang indah dan membahagikan. Dan selanjutnya, dua wajah yang berbeda ini akan bercabang lagi menjadi kelipatan dua dan seterusnya.
Inilah mengapa Lovology mengajarkan The Power of Sceptic. Melihat wajah keburukan lebih dahulu sebelum memuji wajah kebaikan setinggi langit. Atau setidaknya melihat dan memahaminya secara seimbang. Sekali lagi, jangan naif dengan satu wajah saja.

Tujuannya sangat positif lho….

Yaitu agar tidak terlalu syok saat keburukan itu ternyata tiba-tiba muncul. Sehingga mental dan psikis tetap terjaga dan stabil. Mental dan psikis yang stabil ini merupakan pondasi yang kuat untuk tetap mampu berpikir logis dan mengendalikan pola perilaku dalam mensikapi perbedaan antara harapan dan kejadian yang sebenarnya. Tentu saja karena sudah memperkirakannya lebih awal tanpa menghilangkan arti dari semua wajah kebaikan yang nampak.
Bahwa dalam semua keharmonisan keluarga yang kita lihat sebagai kesempurnaan, lovology mengajarkan untuk selalu melihat ketidaksempurnaan itu lebih awal. Atau ketika kita merasa bahwa kita adalah pasangan yang sempurna, pasti ada wajah ketidaksempurnaan didalamnya.
Lovology mengajarkan, bahwa pasangan bisa menjadi teman dalam selimut atau musuh dalam selimut. Karena orang yang paling bisa membahagiakan dan menyakiti kita adalah pasangan. Bukan orang lain.
Dalam perceraian Ahok, ternyata Ahok yang tegas itu sangat memahami lovology. Cara pandang Ahok yang lurus dan mengedepankan logika sangat membantu untuk menyelesaikan masalah love and relationship-nya dengan cepat. Sungguh saya sangat salut dengan keputusan perceraian ini.
Terjadi perselingkuhan atau tidak, Ahok memahami masalah dengan istrinya sebagai borok di kaki karena diabetes yang harus segera diamputasi. Karena jika tidak diamputasi sekarang, Ahok tidak mau diamputasi hingga pangkal pahanya.
Keputusan ini menjadi pelajaran bagi banyak pasangan yang sering menyembunyikan borok kebersamaan atau rumah tangganya dengan keharmonisan semu. Bahkan hingga borok itu menjalar keseluruh kakinya, mereka tetap tidak mau mengaputasinya. Karena menganggap borok itu aib yang harus disembunyikan.
Padahal ini bukan untuk menjaga aib pasangan. Tetapi untuk menjaga nama baiknya agar tetap terlihat sebagai orang yang hebat, sempurna dan tanpa cacat. LOVOLOGY KEHEBATAN bisa menjelaskan dengan sistematis tentang hal ini.
Inilah yang membuat saya salut dengan Ahok. Dia tidak perduli dianggap tidak hebat lagi karena bercerai dengan Veronica. Tidak tidak perduli tentang aib yang akan tersebar ke publik. Karena yang terpenting bagi Ahok adalah bagaimana menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat agar tidak menjadi borok bagi aspek lainnya yang masih bisa diselamatkan.

Satu pelajaran terhebat dalam masalah ini adalah “Mereka Yang Terlihat Hebat di Luar Rumah Ternyata Sering Kali Tidak Dianggap Hebat di Rumah”.



Minggu, 07 Januari 2018

Sempurnalah Anda Jika Memiliki IQ, SQ, EQ dan SI - 081221900599 WA


Pribadi yang sempurna itu ternyata tidak hanya bermodal IQ yang tinggi, SQ yang baik dan EQ yang stabil. Karena ada SI yang menjadi pelengkapnya. Keempat kecerdasan ini memiliki wilayah aktivitas dan goals yang berbeda. Lalu mengapa IQ, SQ dan EQ tidak sepenuhnya berhubungan dengan SI?
Dari sekian banyak jenis kecerdasan yang kita ketahui, setidaknya hanya tiga kecerdasan yang  selama ini dianggap menentukan kualitas pribadi dan keunggulan personal.  Yaitu IQ atau Intelligence Quotient, SQ atau Spiritual Quotient, dan EQ atau Emotional Quotient.
Sangking pentingnya, ketiga kecerdasan ini digunakan sebagai jargon keunggulan di berbagai lembaga pendidikan. Baik formal maupun non formal. Karena dianggap sebagai paket lengkap kecerdasan yang harus diberikan sejak dini.
Fungsi lembaga pendidikan pun menjadi berkembang. Tidak hanya meningkatkan IQ sesuai kurikulum pendidikan yang menjadi tujuan pendidikan itu sendiri. Tetapi juga memberikan peningkatan SQ dan EQ. Bahkan hingga dewasa pun banyak lembaga pelatihan  yang memberikan upskiling IQ serta motivasi SQ dan EQ.
Namun tanpa disadari, IQ, SQ dan EQ – nya hanyalah keunggulan yang pada akhirnya lebih banyak digunakan untuk beraktivitas dan menemukan solusi terbaik dalam dunia pekerjaan. Karena pada akhirnya setinggi apapun pendidikan kita hanya akan digunakan untuk bekerja untuk mencapai Financial Goal.   
Ternyata tanpa disadari pula, masih ada ruang kecerdasan yang kosong sejak kita memasuki usia pubertas. Yaitu kecerdasan yang berhubungan dengan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan pubertas dan sebab-akibat selanjutnya. Setelah melakukan riset selama 9 tahun, saya menyebutnya sebagai SI atau Sexual Intelligence.
Sexual Intelligence (SI) bukanlah kecerdasan yang berbau pornografi hanya karena mengandung kata “seksual”. Karena SI telah menjadi sebuah kesadaran baru untuk menentukan masa depan yang lebih sempurna sejak remaja. Yaitu sebuah kehidupan yang bergelimang kebahagiaan, keharmonisan, kehebatan, kesuksesan dan kekayaan. Atau sebaliknya, menjadi rusak masa depannya hanya karena perilaku seksual yang tidak ada batasan, arah dan tujuan yang jelas.
SI pada akhirnya akan digunakan dalam beraktivitas dan menemukan solusi terbaik dalam love and relationship. Karena kita harus menerima takdir untuk hidup berpasangan dan melahirkan keturunan selanjutnya sebagai salah satu dari Relationship Goal.
Artinya, kita menjadi sempurna bukan hanya karena keunggulan IQ, SQ dan EQ tetapi juga karena memiliki SI. Karena love and relationship tidak sepenuhnya berhubungan denganIQ, SQ dan EQ. Tentu saja kedatangan masa pubertas akan berjalan beriringan dengan masa pendidikan formal.
Inilah yang akan menjadikan kita sebagai pribadi yang sempurna. Ketika mampu beraktivitas sesuai dengan kecerdasannya. Karena pada dasarnya, manusia memiliki 4 aktivitas kehidupan yang harus dijalani dengan kecerdasan yang berbeda karena masing-masing  memiliki area aktivitas dan goals yang berbeda pula, yaitu:

Kehidupan Religi dengan SQ (Spiritual Quotient)
SQ merupakan kecerdasan untuk berhubungan dengan penilaian dosa dan pahala serta aktivitasnya sesuai agama dan kepercayaannya. SQ menjadi spiritual relationship antara sesama manusia dan dengan Sang Pencipta.

Kehidupan Finansial dengan IQ (Intelligence Quotient)
IQ merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan penilaian benar dan salah serta aktivitasnya sesuai dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki setiap individu. IQ menjadi personal relationship untuk menggabungkan dan pengendalian berbagai ilmu pengetahuan .

Kehidupan Sosial dengan EQ (Emotional Quotient)
EQ merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan penilaian baik dan buruk serta aktivitasnya dalam berperilaku. EQ menjadi social relationship untuk pengendalian perilaku secara individu dan saat bersama subjek lainnya.

Kehidupan Percintaan dan Kebersamaan dengan SI (Sexual Intelligence)
SI merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan penilaian bahagia dan harmonis serta aktivitasnya dalam kebersamaan yang intim. SI menjadi intimate relationship untuk pengendalian diri dan pasangan atas batasan, arah , dan tujuan yang jelas.                                                                                                                                                                 

Sehingga sempurna dan bijaksanalah jika kita mampu beraktivitas dan membuat berbagai solusi permasalahan terbaik sesuai dengan kecerdasan yang tepat. Karena IQ, SQ, EQ, serta berbagai kecerdasan lainnya terbukti gagal jika harus dihadapkan dengan masalah love and relationship yang memang harus menggunakan SI. Karena memang IQ, SQ, EQ, dan berbagai kecerdasan lainnya tidak sepenuhnya berhubungan dengan SI.

Jumat, 05 Januari 2018

MENUNGGU FOTO MESUM AZWAR ANAS SELANJUTNYA


Saya sungguh tidak sepakat jika kedua paha mulus yang sedang dipeluk seorang pria yang mirip Aswar Anas itu memberitakan sebagai  foto mesum. Meskipun tangan kanan pria itu mengarah ke pantat dan tangan kirinya persis diujung kaki wanita itu. Meskipun kedua ujung kaki wanita itu juga menjulur hingga di atas kemaluannya. Meskipun di foto yang lain pria itu juga tidak mengenakan celana.
Karena di kedua foto itu tidak ada satupun aktivitas yang mempertontonkan pemuasan hasrat seksual. Baik salah satu atau keduanya. Sama sekali tidak ada. Yang ada hanyalah paha putih mulus dan seorang pria yang katanya mirip bupati Banyuwangi, Aswar Anas.
Tapi saya sepakat untuk menunggu foto-foto selanjutnya yang katanya mesum itu. Dan menjawab pertanyaan tentang siapakah wanita pemilik paha mulus itu? Kata pemberitaan media sih ini ada hubungannya dengan Asrilia Kurniati, istri Politisi Gerindra, Bambang Haryo. Jadi kita tunggu saja pemberitaan selanjutnya.
 Di artikel ini, saya tidak akan memberikan pembahasan tentang politik. Saya hanya akan membahas tentang perilaku seksual dan sebab-akibatnya. Sesuai dengan kopentensi saya sebagai Lolovog dan pakar (SI) sexual intelligence.
Bahwa secara tidak sadar, Aswar Anas memang mengakui itu foto dirinya. Dia mengatakan, “foto-foto lama yang dipublikasi untuk menjatuhkan pencalolannya sebagai cawagub di pilgub Jatim”. Jika itu memang benar dirinya, dalam lovology saya mengatakan itu sebagai sexual history.
Sexual history adalah perilaku seksual (baik dan buruk) yang pernah dilakukan di masa lalu. Sexual history memiliki kekuatan besar dalam membentuk citra seseorang di masa yang akan datang. Citra Inilah yang kemudian membentuk perubahan pola perilaku sebagai feedback. Secara khusus terjadi perubahan perilaku seksual dari pasanganya dan perilaku secara umum dari khalayak yang mengetahui tentang perilaku seksual dimasa lalunya.
Dalam sejarah kehidupan manusia, banyak sekali catatan tentang jatuhnya para pemimpin-pemimpin besar,  tokoh dan orang ternama yang disebabkan bukan karena kehebatan, IQ, SQ atau EQ-nya yang menurun. Tetapi karena sexual history yang buruk. Yang seketika itu langsung menjatuhkan semua kesempurnaan dan kehebatan yang pernah dimiliki. Citra positif yang ditunjukan kepada khalayak itu telah berubah menjadi citra negatif.

Masih ingat Mario Teguh yang kehilangan kehebatannya hanya dalam sekejab mata?

Lalu bagaimana nasib bupati saya, Aswar Anas? Saya juga LAROS lho pak....