Wanita memang lemah secara fisik. Namun wanitalah yang ternyata
terbukti mengendalikan kehidupan di muka bumi ini. Jadi jangan remehkan wanita
ya ...
Sayangnya, banyak sekali wanita yang tidak menyadari
kehebatannya. Sehingga tetap menjadi makhluk yang lemah. Atau sebenarnya merekalah
yang melemahkan dirinya sendiri dengan sengaja. Akibatnya sungguh bisa ditebak,
kaum pria – bahkan yang tidak hebat sekalipun – menjadi super hebat dan
berkuasa dihadapan wanita dengan mudahnya.
Lucunya, saya yang menulis artikel ini adalah seorang pria.
Bukan maksud saya untuk merendahkan diri, tetapi kenyataan ini saya tulis
berdasarkan riset tentang “Pengaruh Seks, Seksual dan Seksualitas Dalam
Kehidupan Manusia”. Saya Bara Susanto, seorang lovolog dan pakar SI (sexual
intelligence), penulis buku Sexual Intelligence – Basic for Relationship Goals
Management.
Mengapa saya berani mengatakan jika wanitalah yang
mengendalikan kehidupan di muka bumi ini? pertanyaan ini terjawab dalam buku
saya melalui pembahasan 7 kecerdasan seksual. Baik dalam kebersamaan maupun
manita secara pribadi. Yaitu aspek agama, biologis, klinis, psikososial,
budaya, finansial dan perilaku.
Pada aspek agama, wanita memiliki derajat penghormatan yang
lebih tinggi dari pria. Dalam islam – maaf, agama saya – seorang anak
diwajibkan menghormati ibu sebelum ayahnya dan untuk melahirkan keturunan yang
baik pria dianjurkan mencari wanita yang baik pula. Termasuk juga dalam pernikahan,
sebaik-baiknya wanita adalah yang masih perawan. Pada aspek biologis, - inilah
yang saya maksud - bahwa yang melahirkan keturunan adalah wanita, bukan pria. Pada
aspek klinis, wanita yang sehat akan melahirkan anak yang sehat, sedangkan
wanita yang tidak sehat akan berakibat pada anakya. Misalnya Ibu pengidap HIV
akan menurunkan virus yang sama pada anaknya. Pada aspek psikososial, wanita memiliki
pengaruh yang besar pada baik-buruknya lingkungan pergaulan. Misalnya, dalam
rumah sebagai lingkungan terkecil, ibu yang baik akan memberikan pengaruh yang
baik pada semua keluarga. Namun sebaliknya, ibu yang tidak baik akan memberikan
pengaruh buruk pada keluarga, terutama anak. Pada aspek budaya, wanita
cenderung dijunjung jika berhasil merubah budaya menjadi lebih baik. Namun
sebaliknya, wanita akan dihujat seumur hidupnya jika merusak tatanan kehidupan.
Pada aspek finansial, wanita lebih bisa mengendalikan keuangan dariapada pria.
Setidaknya itu hanya beberapa gambaran sederhana....
Setidaknya itu hanya beberapa gambaran sederhana....
Terakhir pada aspek perilaku yang menjadi fokus dalam buku
saya, bahwa semua kebaikan dan keburukan dalam kebersamaan adalah karena wanita
menyepakatinya. Karena jika wanita tidak menyepakatinya, maka tidak akan
terjadi keburukan dibumi ini. khusunya pasa wanita itu sendiri.
Dalam kasus pelecehan dan pemerkosaan, sebagian besar – tidak
semua kasus - berawal dari wanita yang
secara sadar atau tidak memberikan kesempatan bagi pria untuk melakukannya. Misalnya wanita yang ikut berpesta minuman
keras pria yang berujung pada pemerkosaan. Secara logika sebenarnya dia bisa
saja pergi dari aktivitas itu, tetapi mengapa dia tidak melakukannya.
Dalam kehamilan pra nikah, wanita bisa saja menolak keinginan
pacarnya untuk melakukan hubungan seks yang berpotensi kehamilan diluar
pernikahan. Karena sehebat apapun pria menginginkan hubungan seks itu, ketika
wanita tidak menyepakatinya, maka hubungan seks itu tidak akan terjadi.
Dalam kekerasan oleh pasangan, wanita seharusnya menyadari
karakter pasangannya sebelum menyepakati kebersamaan. Sehingga bisa memutuskan
mana pasangan yang terbaik dan mana yang berpotensi untuk menyakiti. Namun,
namanya juga cinta buta, banyak yang membuat keputusan untuk hidup bersama
sekalipun mereka mengetahui potensi penderitaan yang akan diterima dikemudian
hari. Logikannya, jika masih pacaran saja sudah menunjukan banyak keburukan,
apalagi jika telah menikah.
Berbagai contoh ini menjelaskan mengapa wanita membutuhkan
Sexual Intelligence atau kecerdasan seksual ini. Karena SI bisa menjadi pondasi
bagi wanita untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Dengan memahami berbagai
potensi yang merugikan sebelum terjadi dan membuat berbagai kesepakatan dalam
kebersamaan dengan kecerdasan. Bukan hanya dengan perasaan.
Jika wanita bisa hidup dengan kecerdasan seksual, maka wanita
akan tetap bisa bisa mengendalikan kehidupan di mula bumi ini dengan lebih
baik.
Baca juga: