Rabu, 15 November 2017

SEMUA PRIA TERNYATA WAJIB MEMILIKI KECERDASAN SEKSUAL


Betapa jantannya seorang pria yang berani berkata “I love you” kepada seorang wanita yang dicintainya. Kemudian berani mengajaknya untuk segera menikah dan membangun keluarga. Tapi tahukah kamu wahai pria-pria pemberani ... jika kata “I love you” itu memiliki tanggung jawab yang sangat besar setelahnya! Termasuk juga memiliki hubungan sebab-akibat yang panjang setelahnya!
Saya Bara Susanto, lovolog dan pakar SI (sexual intelligence) indonesia, menjelaskan hal ini dalam buku yang berjudul Sexual Intelligence – Basic for Relationship Goals. Buku ini saya tulis berdasarkan riset panjang selama 9 tahun tentang “Pengaruh Perilaku Seks, Seksual dan Seksualitas Dalam Pencapaian Semua Tujuan Hidup Manusia”.
Bahwa percintaan itu seperti meteran argo taxi. Kata “I love you” ibarat membuka pintu taxi, dan jika dibalas dengan “I love you too” argo taxi itu secara otomatis mulai berputar. Semakin mewah taxi-nya, semakin besar pula biayanya yang jelas bebeda dengan taxi pada umumnya. Semakin jauh taxi itu berjalan, semakin banyak pula biaya yang harus dikeluarkan oleh seorang pria. Dan urusan finansial adalah kewajiban pria yang bertanggungjawab.
Ini bukan tentang wanita meterialistis yang mengagungkan uang diatas segalanya. Tetapi ini adalah sebab-akibat dari percintaan – pranikah – yang memang sudah mulai membutuhkan biaya. Cinta butuh dibiayai untuk terus menghidupkan api cinta agar tetap menjadi hangat. Urusan finansial ini bahkan sudah harus terpenuhi sebelum sebelum kata “whould you merry me?” kepada seorang wanita.
Dan setelah menikah, kecukupan finansial menjadi salah satu faktor penting dalam kebersamaan, selain keutuhan cinta itu sendiri. Karena ada cinta yang tetap dibiayai dan sebab-akibat dari cinta (anak dan keluaga) yang juga membutuhkan biaya. Ini adalah proses panjang bertahun-tahun lamanya setelah mengucapkan kata “I love you”.
Faktanya, banyak pria yang tidak menyadari bahwa untuk bisa sekedar mengatakan cinta saja membutuhkan kecerdasan seksual. Terlebih mengatakannya pada wanita yang tepat. Namun pria terus berjuang mati-matian untuk hanya sekedar bisa mengucapkan cinta yang dikatakan “buta” ini. Tentu saja karena ilmu yang digunakan hanya insting. Pokoknya “just do it” itu sudah cukup. Sehingga banyak pria yang menjadi tak berdaya ketika para wanita sudah mulai menuntut secara finansial.
Padahal finansial ini hanyalah satu aspek saja. Masih ada 6 aspek lainnya yang butuh tanggungjawab yang sama besarnya dari seorang pria. Termasuk untuk bisa memahami, melakukan dan menyelesaikan berbagai hal yang berhubungan dengan percintaan dan kebersamaan. 


Dalam buku Sexual Intelligence – Basic for Relationship Goals, saya tegas mengatakan bahwa pria harus memiliki kecerdasan seksual. Karena ada tujuh aspek penting dalam percintaan yang harus dipahami oleh  seorang pria (dan wanita), yaitu; aspek agama, biologis, klinis, psikososial, budaya, finansial dan perilaku. Ketujuh aspek dalam percintaan ini secara otomatis menjadi tanggungjawab pria kepada wanita, seluruh keluarga dan keturunan kelak dikemudian hari hanya karena kata ajaib “I love you”.
Sebenarnya baik pria maupun wanita wajib memiliki SI sebagai bekal untuk memikul tanggungjawab atas ketujuh aspek ini secara pribadi maupun dalam kebersamaan. Namun tetap pria-lah yang memiliki porsi tanggungjawab terbesar sesuai kodratnya. Sehingga dalam kebersamaan, pria dianggap wajib untuk memiliki SI agar mampu membangun kehidupan yang lebih bahagia dan harmonis bersama pasangannya. Serta mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi dalam kebersamaan dengan menggunakan SI sebagai dasar panduan yang baik.
Karena bijaksana itu adalah memahami, melakukan dan menyelesaikan sesuatu sesuai dengan kecerdasannya. Dan Sexual Intelligence adalah kecerdasan yang paling tepat dalam percintaan dan kebersamaan.