Rabu, 15 November 2017

SEXUAL INTELLIGENCE ADALAH ...


Sexual Intelligence .... ?
Eehhmm ... artinya kan Kecerdasan Seksual ya? Betul gak sih ....

Benar sekali. Sexual Intelligence (SI) adalah Kecerdasan Seksual (KS) - jika diterjemahkan secara utuh - dalam bahasa Indonesia. Namun dalam hal penyebutan, Sexual Intelligence terdengar lebih keren daripada Kecerdasan Seksual. Jadi sebut saja  - SI - untuk Sexual Intelligence.
Hingga saat ini, memang masih belum banyak yang membahas tentang SI. Hanya ada beberapa pakar seks, sex therapist bersetifikat dan seksolog luar negeri yang sudah mulai membahasnya. Mereka pun sudah membicarakan tentang SI ini. Namun mereka hanya mampu deskripsikan SI sebagai kemampuan atau teknik untuk berhubungan seks semata. Dengan goal utama untuk meningkatkan kenikmatan dan kepuasan seks.
Akhirnya, SI saya publikasikan sebagai sebuah kecerdasan yang jauh lebih luas dari hanya sekedar “kemampuan atau teknik” untuk berhubungan seks semata. SI juga saya deskripsikan sebagai kecerdasan yang sangat kompleks sebagai sebuah Ilmu pengetahuan yang membahas seks, seksual dan seksualitas (3S) secara sistematis. Karena 3S memiliki tiga deskripsi yang berbeda, tiga hal yang berbeda, tiga aktivitas yang berbeda dengan tiga goals yang berbeda pula serta memiliki tiga hukum sebab-akibat yang berbeda pula.


Sehingga sebagai Ilmu pengetahuan, SI seharusnya memiliki juga model pengajaran yang jelas, sistematis dan empiris. Sehingga bisa diajarkan dengan mudah sesuai usia dan kebutuhannya, serta memberikan nilai manfaat bagi kehidupan manusia.
Karena jika SI dideskripsikan secara tidak tepat, selamanya SI hanya akan dianggap sebagai kecerdasan dengan konotasi negatif. Hanya karena mengandung kata “seksual” yang menempel pada kecerdasan itu. 
Inilah yang kemudian membuat saya melakukan riset panjang selama 9 tahun (2009-2017) tentang “Pengaruh Perilaku Seks, Seksual dan Seksualitas Dalam Pencapaian Semua Tujuan Hidup Manusia”. Terakhir saya melakukan riset ini di Kuta - Bali selama 3 tahun (2014 – 2017).

Hasil riset ini kemudian saya tulis dalam buku Sexual Intelligence – Basic for Relationship Goals Management. Artinya, Kecerdasan Seksual sebagai dasar manajemen percintaan dan kebersamaan untuk meraih berbagai tujuan dari sebuah hubungan.
Dalam buku SI, saya memaparkan jika manusia sebenarnya tidak ada bedanya dengan hewan jika hanya mengandalkan insting atau naluri dalam urusan seks, seksual dan seksualitas (3S). Banyak contoh persamaannya yang sulit untuk dibantah, karena memang tidak banyak berbeda. Kemudian, Kecerdasan Seksual inilah yang bisa menjadi faktor pembedanya. Bahwa manusia beraktivitas dengan kecerdasan sedangkan hewan yang hanya mengandalkan nalurinya.
Sehingga sungguh sangat bijaksana, jika kita (sebagai manusia) menempatkan berbagai kecerdasan yang dimiliki sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Dalam urusan 3S sebagai sebuah aktivitas, tentu saja membutuhkan kecerdasan yang sama dengan bentuk aktivitasnya. Kecerdasan itu kemudian saya sebut sebagai Kecerdasan Seksual atau Sexual Intelligence.
Sexual Intelligence adalah kemampuan untuk memahami, melakukan dan menyelesaikan berbagai hal yang berhubungan dengan proses sebab-akibat seks, seksual dan seksualitas yang melekat seumur hidup berdasarkan tujuh kecerdasan seksual.

7 Kecerdasan Seksual adalah berbagai pemahaman tentang 3S dalam aspek agama, biologis, klinis, psikososial, budaya, finansial dan perilaku. Ketujuh aspek inilah yang membangun kualitas SI setiap individu.
Dalam aspek agama, setiap kitab suci telah mengajarkannya dengan sangat detail. Aspek biologis dan klinis, diajarkan melalui ilmu kedokteran. Aspek psikososial, diajarkan dalam ilmu psikologi tentang pengaruh lingkungan dalam membentuk pola perilaku. Aspek Budaya, diajarkan dalam setiap adat dan budaya setiap kelompok masyarakat yang khas. Aspek finansial, telah diajarkan sebagai kewajiban finansial dengan memanfaakan IQ dan skill untuk bekerja. Dan aspek perilaku merupakan gabungan dari semua aspek yang kemudian membentuk SI atau kecerdasan seksual.
Ketujuh aspek inilah yang kemudian membentuk sebuah kesadaran baru dalam percintaan dan kebersamaan melalui perilaku seksual yang lebih baik. Dan SI sama sekali bukan ajaran yang berbau pornografi.