Sexual Intelligence .... ?
Eehhmm ... artinya kan Kecerdasan Seksual ya? Betul gak sih ....
Benar sekali. Sexual Intelligence (SI) adalah Kecerdasan
Seksual (KS) - jika diterjemahkan secara utuh - dalam bahasa Indonesia. Namun
dalam hal penyebutan, Sexual Intelligence terdengar lebih keren daripada
Kecerdasan Seksual. Jadi sebut saja - SI
- untuk Sexual Intelligence.
Hingga saat ini, memang masih belum banyak yang membahas
tentang SI. Hanya ada beberapa pakar seks, sex
therapist bersetifikat dan seksolog luar negeri yang sudah mulai
membahasnya. Mereka pun sudah membicarakan tentang SI ini. Namun mereka hanya
mampu deskripsikan SI sebagai kemampuan atau teknik untuk berhubungan seks
semata. Dengan goal utama untuk meningkatkan kenikmatan dan kepuasan seks.
Akhirnya, SI saya publikasikan sebagai sebuah kecerdasan yang
jauh lebih luas dari hanya sekedar “kemampuan atau teknik” untuk berhubungan
seks semata. SI juga saya deskripsikan sebagai kecerdasan yang sangat kompleks
sebagai sebuah Ilmu pengetahuan yang membahas seks, seksual dan seksualitas
(3S) secara sistematis. Karena 3S memiliki tiga deskripsi yang berbeda, tiga
hal yang berbeda, tiga aktivitas yang berbeda dengan tiga goals yang berbeda
pula serta memiliki tiga hukum sebab-akibat yang berbeda pula.
Sehingga sebagai Ilmu pengetahuan, SI seharusnya memiliki juga
model pengajaran yang jelas, sistematis dan empiris. Sehingga bisa diajarkan
dengan mudah sesuai usia dan kebutuhannya, serta memberikan nilai manfaat bagi
kehidupan manusia.
Karena jika SI dideskripsikan secara tidak tepat, selamanya
SI hanya akan dianggap sebagai kecerdasan dengan konotasi negatif. Hanya karena
mengandung kata “seksual” yang menempel pada kecerdasan itu.
Inilah yang kemudian membuat saya melakukan riset panjang selama
9 tahun (2009-2017) tentang “Pengaruh Perilaku Seks, Seksual dan Seksualitas
Dalam Pencapaian Semua Tujuan Hidup Manusia”. Terakhir saya melakukan riset ini
di Kuta - Bali selama 3 tahun (2014 – 2017).
Hasil riset ini
kemudian saya tulis dalam buku Sexual
Intelligence – Basic for Relationship Goals Management. Artinya, Kecerdasan
Seksual sebagai dasar manajemen percintaan dan kebersamaan untuk meraih
berbagai tujuan dari sebuah hubungan.
Dalam buku SI, saya memaparkan jika manusia sebenarnya tidak ada
bedanya dengan hewan jika hanya mengandalkan insting atau naluri dalam urusan seks,
seksual dan seksualitas (3S). Banyak contoh persamaannya yang sulit untuk
dibantah, karena memang tidak banyak berbeda. Kemudian, Kecerdasan Seksual
inilah yang bisa menjadi faktor pembedanya. Bahwa manusia beraktivitas dengan
kecerdasan sedangkan hewan yang hanya mengandalkan nalurinya.
Sehingga sungguh sangat bijaksana, jika kita (sebagai
manusia) menempatkan berbagai kecerdasan yang dimiliki sesuai dengan aktivitas
yang dilakukan. Dalam urusan 3S sebagai sebuah aktivitas, tentu saja
membutuhkan kecerdasan yang sama dengan bentuk aktivitasnya. Kecerdasan itu kemudian
saya sebut sebagai Kecerdasan Seksual atau Sexual Intelligence.
Sexual Intelligence adalah kemampuan untuk memahami, melakukan dan menyelesaikan berbagai hal yang berhubungan dengan proses sebab-akibat seks, seksual dan seksualitas yang melekat seumur hidup berdasarkan tujuh kecerdasan seksual.
7 Kecerdasan Seksual adalah berbagai pemahaman tentang 3S
dalam aspek agama, biologis, klinis, psikososial, budaya, finansial dan
perilaku. Ketujuh aspek inilah yang membangun kualitas SI setiap individu.
Dalam aspek agama, setiap kitab suci telah mengajarkannya
dengan sangat detail. Aspek biologis dan klinis, diajarkan melalui ilmu
kedokteran. Aspek psikososial, diajarkan dalam ilmu psikologi tentang pengaruh
lingkungan dalam membentuk pola perilaku. Aspek Budaya, diajarkan dalam setiap
adat dan budaya setiap kelompok masyarakat yang khas. Aspek finansial, telah
diajarkan sebagai kewajiban finansial dengan memanfaakan IQ dan skill untuk
bekerja. Dan aspek perilaku merupakan gabungan dari semua aspek yang kemudian
membentuk SI atau kecerdasan seksual.
Ketujuh aspek inilah yang kemudian membentuk sebuah kesadaran
baru dalam percintaan dan kebersamaan melalui perilaku seksual yang lebih baik.
Dan SI sama sekali bukan ajaran yang berbau pornografi.
Baca juga: